Kemampuan Matematika Anjlok – Skor Programme for International Student Assessment (PISA) 2022 Indonesia untuk kemampuan matematika turun. Skor kemampuan matematika siswa Indonesia turun dari PISA 2018 sebesar 379 menjadi 366 pada 2022. “Nah ini harus dicek, apa yang terjadi dalam masa transisi perubahan dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka,” kata pengamat pendidikan, Doni Koesoema, dalam siaran YouTube Pendidikan Slot Deposit 10000 Karakter Utuh dikutip Rabu, 20 Desember 2023. Sebelumnya, pada PISA 2003 dan 2006, skor untuk kemampuan matematika siswa Indonesia mengalami peningkatan yang baik. Pada 2003, skor matematika 360 menjadi 391 di 2006. Kemudian, turun menjadi 371 pada 2009 dan naik sedikit menjadi 375 pada 2012.
Tetapi, pada 2015 dan 2018 ada peningkatan. “Jadi, artinya tampaknya mulai ada kesadaran matematika kita itu semakin turun. Lalu, ada gerakan-gerakan untuk memperkuat pembelajaran matematika dan akhirnya Tahun 2018 naik. Ini kan sebenarnya masih Kurikulum 2013 yang mungkin diperbaiki standar isi kurikulumnya di 2015,” papar Doni. Doni menyebut untuk itu perlu dipelajari perbaikan pada periode 2015 dan 2018 tersebut. Hal itu akan bermanfaat untuk peningkatan literasi matematika pada Kurikulum Merdeka.
Kemampuan Matematika Anjlok
Skor Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia 2022 mengalami penurunan 12 hingga 13 poin. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menilai penurunan dipengaruhi pandemi covid-19 yang membawa learning loss. Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal, menilai penurunan skor karena implementasi Kurikulum Merdeka tidak berjalan dengan baik. Padahal, gagasan di kurikulum tersebut seharusnya bisa meningkatkan kemampuan membaca, matematika, hingga sains siswa. “(Kurikulum Merdeka) itu memberikan ruang buat anak menemukan dirinya sehingga dia bisa belajar sesuai minat dan kodratnya. Itu niat baik. Tapi di sini persoalannya implementasi,” sebut Rizal kepada Medcom.id, Rabu, 6 Desember 2023.
Baca juga: Materi Matematika Kelas 10 Semester 1&2 Kurikulum Merdeka
Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menilai implementasi Kurikulum Merdeka tak berjalan baik karena koordinasi buruk di tingkat daerah. Sehingga, sekolah tak bisa menjalankan Kurikulum Merdeka dengan maksimal. “Jadi, koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah ini tampaknya masih tersendat. Sehingga pemahaman konsep kurikulum dengan birokrasi di daerah itu juga tidak sama yang akhirnya tidak bisa diterjemahkan sekolah, karena kan sekolah di bawah Pemda,” sebut dia.
Rizal menuturkan ketika ada pemahaman yang tidak sama, guru dan kepala sekolah masih mempertahankan konsep, cara berpikir, dan perilaku mengajar yang lama. Akibatnya Kurikulum Merdeka tidak berdampak bagi pengembangan pelajar. “Akibatnya kurikulum baru itu tidak berdampak signifikan dalam proses belajar murid. Dan termasuk gurunya, tidak benar-benar merdeka,” ujar dia.