Universitas India Anugerahkan Gelar Doktor HC untuk Peneliti Maritim Indonesia

icon

Universitas India Anugerahkan Gelar Doktor HC untuk Peneliti Maritim Indonesia

Universitas India Anugerahkan Gelar Doktor HC untuk Peneliti Maritim Indonesia. Direktur Urusan Luar Negeri CMR University India, Prof Vinayak Khrishnamurthy, menganugerahkan gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) kepada pengamat Maritim berasal dari Indonesia, Dr (HC ) Capt Marcellus Hakeng Jayawibawa, SSiT, M Mar.

Acara pengukuhan sendiri dijalankan terhadap Senin (3/7/2024) di CMR University, Bangalore, India. Pengukuhan ditandai dengan penyerahan ijazah kepada Marcellus Hakeng Jayawibawa diberikan Direktur Urusan Luar Negeri CMR University. Direktur Urusan Luar Negeri CMR University mengucapkan selamat dan menjelaskan bahwa penganugerahan gelar Doktor HC ini sebagai bentuk penghargaan tertinggi kepada Marcellus Hakeng atas pencapaiannya yang secara terus-menerus mengamati, mengkritisi, dan menyuarakan kemaritiman di Indonesia khususnya dan Internasional umumnya.

Sementara itu, Marcellus Hakeng Jayawibawa, didalam acara selanjutnya mengucapkan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya kepada pihak CMR University. “Saya sampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada pihak CMR University atas penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa bidang Maritim yang diberikan kepada slot bonus 100 di depan. Apalagi penghargaan ini diberikan oleh Universitas CMR – India yang telah terkenal reputasinya didalam melahirkan banyak pemikir dan pemimpin di dunia,” ujar Marcellus Hakeng didalam keterangannya.

Lebih lanjut dia mengungkap sepanjang lebih berasal dari 25 tahun menekuni dunia maritim dia dulu menjadi nakhoda di atas kapal-kapal NIAGA, terasa berasal dari kapal kecil sampai kapal super tanker di banyak belahan dunia.

“Saya yakin dengan penghargaan ini, aku bakal semakin menyebabkan untuk menelurkan banyak hal positif berkaitan bidang maritim Indonesia kedepannya,” tambahnya.

Dia mengutip pidato proklamator RI Soekarno terhadap 23 September 1963 silam bahwa Indonesia adalah bangsa pelaut, dan dikenal sejak dahulu kala sebagai bangsa maritim.

Dalam inaugurasi selanjutnya dia juga menyampaikan pandangan seputar isu-isu kemaritiman, layaknya urgensi penyelesaian batas lokasi laut Indonesia dengan negara-negara tetangganya, pengelolaan sumber energi perikanan indonesia, sampai ekspor pasir laut.

Persoalan utama di sektor maritim yang rentan

Persoalan utama di sektor maritim yang rentan terhadap problem keamanan adalah penyelesaian Batas Wilayah Laut Indonesia dengan negara-negara tetangganya.

Dia memberikan penekanan betapa kala ini kedaulatan lokasi Zona Ekonomi Eksklusif (slot gacor spaceman) Indonesia yang berada di perairan Natuna seringkali menghidupkan masalah.

Wilayah selanjutnya kaya bakal sumber energi perikanan serta sumber energi alam lainnya, sehingga seringkali menjadi incaran negara lain serta sudah pasti kapal-kapal ikan asing untuk mengeksploitasinya. “Pokok persoalan terbesar di sana adalah belum disepakatinya batas lokasi laut dengan masing-masing Negara tetangganya yang saling lakukan klaim sepihak atas lokasi tersebut,” kata dia.

Dia menjelaskan berkata perihal ZEE, contohnya adalah perundingan perihal batas laut dan penetapan batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) pada Indonesia dan Vietnam adalah topik yang menarik untuk dikaji secara ilmiah, karena perundingan selanjutnya telah berlangsung lama sejak 21 Mei 2010 dan sampai kala ini belum mendapatkan kesepakatan.

“Pemberian konsesi ZEE ke Vietnam yang tak kunjung menemui kesepakatan kudu mendapat pengawalan baik berasal dari masyarakat maritim, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan maupun berasal dari TNI AL,” jelas Marcellus Hakeng.