Mengenal Bunga dalam Matematika Keuangan

Setiap harinya dalam kehidupan pasti ada salah satu kegiatan yang berhubungan dengan matematika. Waktu, biaya, dan masih banyak contoh matematika di dalam kehidupan manusia.

Biaya dalam kehidupan manusia menjadi sorotan utama karena sebagai penggerak utama. Alatnya yang sering kita pakai dalam kehidupan sehari-hari tidak lain yaitu uang.

Matematika dan uang adalah kedua hal yang memiliki kesamaan, sama-sama bersifat hitung-menghitung.

Dalam dunia matematika, uang sering dikaitkan terutama dalam kegiatan jual beli. Dari uang dalam kegiatan jual beli akan muncul yang namanya bunga.

Bunga dalam matematika keuangan adalah pertambahan jumlah yang diberikan untuk nasabah dan dihitung dari presentase modal uang nasabah serta berapa lama menabungnya.

Dikutip dari buku Matematika Kelompok Akuntansi, Administrasi Perkantoran, dan Sosial (2008) oleh Muhammad Yusup, bunga dalam matematika bisa dalam bentuk persentase, bunga tunggal, dan bunga majemuk. Berikut penjelasannya:

Baca juga: Apa itu Faktorial dalam Matematika?

Persentase bunga

Bunga dalam persentase seringkali terjadi dalam kehidupan sehari-hari misalnya, utang bank. Bank meminjamkan uangnya tidak secara cuma-cuma, ada bunga yang harus disetor setiap bulannya oleh peminjam.

Rumus dalam menghitung besarnya bunga sebagai berikut:

I= Mn-Mo

Keterangan:

I= Interest (Bunga)
Mo= Jumlah uang awal
Mn= Jumlah uang setelah dibungakan n waktu

Kemudian, setelah diketahui besarnya bunga dapat dihitung persentase bunga dengan rumus sebagai berikut:

r= x 100%

Keterangan: 

r= Persentase bunga
I= Bunga
Mo= Jumlah uang awal

Contoh:

Keyla meminjam uang sebesar Rp 2.000.000 kepada Rudi, setelah satu tahun Keyla mengembalikan kepada Rudi sebesar Rp 2.250.000.

Penyelesaian:

Besar bunga yang dapat dihitung:

I= Mn-Mo
= Rp 2.250.000 – Rp 2.000.000
= Rp 250.000

Biasanya, apabila jangka waktu dalam soal tidak ditentukan maka jangka waktunya adalah 1 tahun. Maka dapat dihitung besar persentase bunga:

r= X 100%
= 1,25 X 100%
= 125%

Baca juga: 6 Penerapan Konsep Matematika dalam Kehidupan Sehari-hari Agen Nova88

Bunga tunggal

Bunga tunggal adalah bunga yang dihitung berdasarkan modal yang dipinjam selama periode tertentu yang jumlahnya selalu tetap.

Bunga tunggal sama halnya dengan bunga suatu modal yang perhitungannya hanya berdasarkan modal awal (Mo).

Rumus menghitung bunga tunggal sebagai berikut:

Mn= Mo (1+rt)

Keterangan:

Mn= Jumlah uang setelah dibungakan waktu tertentu
Mo= Jumlah uang awal
r= Prosentasi
t= Waktu

Contoh:

Reza menabung di Bank Merdeka sebesar Rp 1.000.000 dengan bunga tunggal 10% setiap tahun. Berapakah jumlah uang Reza setelah 4 tahun?

Penyelesaian cara 1:

Persentasi bunga r= 10%

Bunga 1 tahun= X Rp 1.000.000 = Rp 100.000

Bunga selama 4 tahun = 4 X Rp 100.000 = Rp 400.000

Jadi, uang Reza setelah 4 tahun menjadi:

M4= Rp 1.000.000 + Rp 400.000= Rp 1.400.000

Penyelesaian Cara 2:

Mn= Rp 1.000.000 (1+0,1×4)
= Rp 1.000.000 (1+0,4)
= Rp 1.000.000 (1,4)
= Rp 1.400.000

Baca juga: Mengapa Matematika Bermanfaat Menyelesaikan Masalah?

Bunga majemuk

Bunga majemuk adalah bunga yang pad akhir periode tertentu sejumlah modal merupakan penambahan bunga yang akan menjadi modal awal periode berikutnya. Rumus menghitung bunga majemuk sebagai berikut:

Mn=

Keterangan:

Mn= modal akhir periode tertentu
Mo= modal awal
r= prosentasi bunga
n= waktu

Contoh:

Modal sebesar Rp 1.000.000 dibungakan selama 3 tahun dengan bunga majemuk 4 persen pertahun oleh Bank Merdeka. Berapakah besar modal akhir setelah 3 tahun?

Penyelesaian:

Mo= Rp 1.000.000

r= 4% =0,04

n= 3

Mn= Rp 1.000.000
= Rp 1.000.000 (1,124864)
= Rp 1.124.864

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *